Friday, February 08, 2008

TAK SEHARUSNYA KUGENGGAM SAYAPMU DIKALA KAU INGIN TERBANG

Bahkan hujan pun tak sanggup menahanmu tetap tinggal disisiku. Kepak sayapmu semakin kencang berkelepak diantara tanganku.
“Ups… kau ingin terbang ya?”
Kau hanya diam, memandangku.
“Kalo aku tak melepasmu, bagaimana?” godaku dengan kerlingan manja.
Kau tak bergeming. Tatapanmu begitu memohon hingga membuatku luluh, dan merasa seperti besi tua yang tak pantas mengurungmu. Di bola mata itu, kulihat dunia, yang pelan namun pasti, tergambar sempurna setiap bagiannya, menantimu datang berkunjung, menjalinkan cerita untuk kemudian kau sebarkan lagi entah di sisi dunia bagian mana lagi.
Atau jangan-jangan kau sedang bersiap-siap memberiku kejutan, menjalani suatu pengembaraan panjang agar suatu saat nanti, ketika kembali, dengan paruh mungilmu kau akan sanggup membuat sebuah cerita 1001 malam, yang takkan habis kau bisikkan di telingaku, bersatu dengan mimpiku, menemaniku berjalan atau bahkan berlari menuju tahta KEABADIAN.
Merpatiku, aku tahu engkau pasti kembali. Maka tak seharusnya kugenggam sayapmu dikala kau ingin terbang. Mengangkasalah. Peluklah awan-awan seperti aku biasa memelukmu. Sejauh apapun, selama apapun, aku sepenuhnya percaya, engkau pasti mencariku, kembali padaku, karena takdir kita yang tak terpisahkan.
Pelahan, kubuka jari-jari tanganku. Kurentangkan telapakku seperti layaknya landasan pacu pesawat terbang, agar kau tahu, cintaku tak pernah melarangmu terbang meski tanganku gemetar, enggan melepasmu. Kau usapkan paruhmu di bantalan telapak tanganku laksana tangan seorang KEKASIH yang membelai penuh cinta. Perlahan, sayapmu mulai mengepak. Menjauh dariku dan semakin meninggi. Dan…
Kaupun menghilang dari jarak pandangku. Bukan karena sirna atau hilang, melainkan mataku tak kuasa lagi menjangkaumu.
“Sampai ketemu disini, seribu tahun lagi.” Bisikku perlahan, selembut angin pagi. Lalu aku berbalik, menjemput hariku yang kini dipenuhi degup penantian akan sebuah perjumpaan, denganmu, Merpatiku.

WELCOME CHANGES

Tahun telah berganti. Begitu pula dengan diriku. Telah banyak hal yang berubah. Betapa cepatnya WAKTU mengajakku berlari. Terengah-engah? Mungkin. Namun aku menyukai irama yang dimainkan WAKTU, karena IA selalu tepat di setiap kesempatan. Tak pernah terlalu awal maupun terlalu terlambat. Semua senantiasa pas. Itulah yang membuatku yakin, WAKTU tak pernah membiarkanku berlaku sia-sia.
It’s a new year, it’s time for new resolutions, it’s time for changing. Let’s see what I can make this year. Sepertinya daftar antrian mimpi dan keinginan di bukuku akan semakin bertambah panjang saja, mengingat apa yang baru saja kuputuskan di awal tahun ini.
Uhm…tahun ini aku punya segunung (lagi) resolusi. Aku berharap WAKTU membantuku mendapatkan momentum yang tepat untuk menyelesaikannya satu demi satu. Salah satunya adalah menemukan Langitku, tempat dimana aku akan menggantungkan semua bintang yang akan bercahaya di padanya. Atau juga membesarkan POHON yang telah kutanam agar bisa menjadi tempatku bernaung di kala terik mentari terasa tak begitu bersahabat atau deras hujan terlalu ramah menyapaku. Selain itu, aku juga ingin mengabdi dalam kerajaan sang raja dan ratu yang telah banyak mengusahakan kemudahan diantara jalan-jalan pilihan yang diselubungi kegelapan.
Uhhmmm….apa lagi ya… oiya, mungkin inilah saatnya aku membuat akhir untuk episode panjang cinta matiku season 1yang terkatung-katung gak ketahuan juntrungnya. Ikhlas, itu yang dikatakan bapa guru di sekolah. Ya…ikhlas, satu ilmu yang menjadi kunci bahagia. Hihihi…yayayaya….berapa tahun ya aku akan lulus belajar ikhlas.
Apapun itu, sekaranglah saatnya berubah. Welcome change. Aku ga sabar lagi menanti keajaiban-keajaiban yang akan KAU ciptakan.

 
design by suckmylolly.com